Kami Tidak Butuh Janji, Kami Butuh Keadilan!”Uje Ledakkan Kemarahan Rakyat di Depan Kejari Pasuruan

PASURUAN, CBN-INDONESIA.COM – Suasana di depan Kantor Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan berubah menjadi panggung kemarahan rakyat. Di bawah terik matahari, ratusan warga dari Aliansi Jaringan Rakyat Anti Korupsi dan Kolusi (JARAKK) menggelar aksi demonstrasi besar, menyuarakan kekecewaan mendalam atas lambannya penanganan skandal dugaan korupsi dan penyimpangan aset negara di Plaza Bangil dan Plaza Untung Suropati.

Aksi yang dipimpin langsung oleh aktivis rakyat Uje, menjadi simbol ledakan frustrasi publik terhadap institusi penegak hukum yang dinilai tumpul ke atas, tajam ke bawah. Dengan suara lantang dan emosi yang tak ditutupi, Uje menyampaikan pesan keras kepada Kejari: rakyat tidak akan tinggal diam menyaksikan hukum dibungkam oleh kepentingan.

“Kami datang bukan untuk basa-basi. Kami datang karena keadilan sudah terlalu lama dipermainkan. Kami ingin tahu: siapa yang bermain di belakang Plaza Bangil? Kenapa sampai hari ini Kejari hanya berani menetapkan satu terdakwa kecil dengan kerugian recehan, padahal negara bisa rugi hingga 45 miliar lebih?” tegas Uje dari atas mobil komando.

Uje menyebut, praktik-praktik penguasaan aset tanpa legalitas, penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) di atas tanah berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL), serta piutang yang tak tertagih sejak kontrak berakhir pada 2012, bukan lagi urusan administrasi biasa. “Itu kejahatan sistemik, dan hanya bisa terjadi kalau ada yang melindungi,” katanya, disambut sorak massa.

Selama lebih dari dua tahun, penyidikan kasus ini berjalan tanpa arah. Tidak ada pembaruan resmi kepada publik, tidak ada keterbukaan siapa saja yang sudah diperiksa, dan tidak satu pun langkah progresif menuju pemulihan aset negara. Bahkan, audiensi antara masyarakat dan Kejari pun dibatalkan sepihak tanpa penjelasan.

“Keadilan bukan untuk ditunda-tunda. Kalau Kejari takut menghadapi mafia, biar rakyat yang hadapi! Jangan hanya sibuk prosedur dan audit. Rakyat butuh keberanian, bukan alasan,” lanjut Uje, menuding Kejari telah kehilangan kendali atas integritas penegakan hukum. (29/Juli/2025)

Dokumen resmi SEPULTURA (Sepuluh Tuntutan Rakyat) yang diserahkan JARAKK menyuarakan desakan konkret: gelar perkara terbuka, pembentukan tim asset recovery, penyidikan menyeluruh, hingga supervisi dari Kejati dan Kejagung. Namun menurut Uje, semua itu hanya akan jadi dokumen kosong jika Kejari tak punya keberanian moral dan politik.

“Kami, rakyat, bukan hanya datang untuk marah. Kami datang untuk mendukung Kejari, jika mereka mau lurus dan berani. Tapi jika mereka tetap bungkam, maka kami akan datang lagi. Lebih besar. Lebih keras. Dan kami akan bawa ini sampai ke pusat kekuasaan,” katanya dengan nada mengancam.

Aksi ini ditutup dengan seruan kepada seluruh elemen masyarakat sipil untuk ikut mengawal proses hukum Plaza Bangil. Uje menegaskan bahwa rakyat hari ini tidak bisa lagi ditipu dengan pasal-pasal dan prosedur panjang yang berujung pada impunitas.

“Kalau hukum tidak bergerak, maka rakyat yang akan bergerak. Kami tidak butuh janji. Kami butuh keadilan. Dan kami akan menjemputnya, dengan cara kami,” tutup Uje dengan gemuruh tepuk tangan dari massa aksi. (Yes/Red)

Our Visitor

1 1 6 4 1 4
Users Today : 53
Views Today : 316
Total views : 403997
Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Berita lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *